MAKALAH
UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK
Dosen Pengampu :
Dra. Lilik Sriyanti, M.S
Oleh :
1.
Dyah Ayu Prawidya PR : 116-13-017
2.
Dina Nur Apriani :
116-13-031
3.
Shohifatun N :
116-13-027
4.
Eka Purnawati : 116-13-028
5.
Ulfa Ariyanti :
116-13-002
6.
Lufita Sari : 116-13-020
Mata Kuliah:
Psikologi Perkembangan
Anak Prasekolah 2
PENDIDIKAN
GURU RAUDLATUL ATHFAL (PGRA)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA 2013-2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayahnya untuk
kita semua, khususnya untuk pembaca yang budiman dan diberkahi –Nya.
Makalah yang berjudul “Upaya mengembangkan Kreativitas Anak” ini
saya susun karena pentingnya peran guru, terutama guru Raudhatul Athfal (Taman
Kanak-kanak) agar anak didiknya dapat diajarkan kreatifitas yang amat penting
bagi perkembangan belajar anak didik.
Penyusun selanjutnya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu untu penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamualaikum wr. Wb
Salatiga, 14 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……............................................................................. i
Kata Pengantar ………….................................................................... ii
Daftar Isi ………………...................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah
.............................................................................. 1
C. Tujuan
.......................................................................................... ...... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kreatifitas.............................................................. 2
2. Memahami
Kreatifitas anak ................................................... 2
3. Mengembangkan
kreatifitas anak .......................................... 5
4. Kreatifitas
di kehidupan sehari-hari ....................................... 8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
............................................................................ 12
2. Saran
...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mampu berfikir kreatif, menjadi salah
satu tujuan belajar. Kreatifitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan
dikembangkan karena dengan kreatifitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka
dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif, kelak
mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya, tetapi juga meningkatkan
kualitas kehidupan Bangsa dan Negara.
B.
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan tema makalah, dapat
dipaparkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa arti dari Kreativitas?
2. Bagaimana memahami Anak Kreatif?
3. Bagaimana mengembangkan Kreativitas Anak?
4. Apa saja contoh-contoh Kreativitas Anak?
C.
Tujuan
Adapun tujuan tujuannya yakni sebagai
berikut:
·
Mahasiswa dapat memahami arti dari
Kreatifitas.
·
Mahasiswa dapat mengembangkan upaya
kreatifitas anak .
·
Mahasiswa dapat berfikir kreatif untuk mengembangkan ide
agar kreativitas anak dapat berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas adalah potensi yang muncul pada diri
dengan cara berfikir agar mampu menyelesaikan persoalan hidupnya. Selain itu,
Kreatifitas adalah suatu ide yang muncul pada
diri untuk menciptakan karya yang menarik dan beda dari yang lain. Kreakifitas atau
berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan
penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat
ini masih kurang mendapat perhatian dalam pedidikan. Disekolah dasar terutama
dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran. Menurut kelompok
kami pengertian kreatifitas adalah bakat / potensi yang akan muncul bila diasah
secara terus menerus.
B.
Memahami Kreatifitas Anak
Dengan potensi
kreatifitas alami yang dimilikinya,maka anak akan senantiasa membutuhkan
aktivitas yang syarat dengan ide kreatif. Secara alami rasa ingin tahu dan
keinginan untuk mempelajari sesuatu itu telah ada dan dikaruniakan Tuhan. Maka
secara natural anak pun memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu menurut
caranya sendiri.
Seorang bayi akan
mencoba melirik lalu meaih benda yang menarik baginya. Selanjutnya ia akan
memasukkan benda itu kemulutnya. Dengan cara itulah bayi mengenal dan
membedakan benda-benda. Jika seorang bayi dikaruniai Tuhan kemampuan untuk
mempelajari sesuatu, maka anak dan orang yang lebih besar usianya dapat
menggunakan berbagai perangkat yang lebih lengkap untuk mempelajari sesuatu
atau menghasilkan sesuatu.
Menumbuhkan sikap
dasar kreatif pada anak usia TK yaitu untuk mempertahankan daya kreatif, para
pendidik harus memperhatikan sifat natural anak yang sangat menunjang tumbuhnya
kreativitas. Sifat-sifat natural yang mendasar inilah yang harus senantiasa
dipupuk dan dikembangkan sehingga sifat kreatif mereka tidak hilang. Dibawah
ini merupakan sikap natural anak yang mendasar yang sangat menunjang tumbuhnya
kreativitas, sebagai berikut :
a.
Pesona dan Rasa Takjub
Sifat pesona dan
rasa takjub terhadap sesuatu, merupakan sifat khas anak-anak. Mereka pada
umumnya sangat terpengaruh melihat hal baru yang menakjubkan. Kadang-kadang
para orang tua pun tidak mengerti dimana letak kehebatan dan keanehan benda
ataupun kejadian yang dikagumi anak-anak. Anak-anak sangat polos dan murni,
sehingga mereka dapat melihat dan mengamati dengan detail benda-benda
disekitarnya dan merasakan kehebatannya.
Apa yang dapat
dilakukan para pendidik untuk membantu mempertahankan kemurnian anak adalah
dengan menghargai, mendengarkan dan menerima anak apa adanya. Para pendidik
dapat pula terlibat dalam kekaguman anak dan ikut memperkaya berbagai aspek
yang luput dan pengamatan anak.
b.
Mengembangkan Imajinasi
Dunia khayal
atauimajinasi merupakan dunia yang identik dengan anak. Dengan kekayaan
khayalan inilah segala sesuatu menjadi mungkin bagi seoarang anak dan tidak ada
yang mustahil. Banyak orang beranggapan bahwa imajinasi itu tidak berguna dan
tidak ada manfaatnya bagi kehidupan. Padahal kita ketahui dalam keseharian kita
manusia sekarang ini banyakdibantu oleh produk-produk yang dahulunya masih
sebuah khayalan.
c.
Rasa Ingin Tahu
Anak-anak sangat
antusias dengan benda-benda ataupun makhluk baru yang pertama kali dilihatnya.
Ia akan memperhatikan, mengamati cara kerjanya, menatapnya dengan detail dari
atas, bawah samping kiri dan kanan, merabanya, mencium dan jika perlu
dijilatnya untuk merasakan bagaimana rasanya.
Rasa ingin tahu
merupakan sifat dasar kreativitas. Sebelum anak menciptakan karya atau gagasan
baru, diawali oleh sikap rasa ingin tahunya terhadap sesuatu, setelah sesuatu
itu dieksplorasi secara mendalam barulah ia dapat menciptakan karya yang baru
dan berbeda berdasarkan pengayaannya terhadap objek yang diamatinya.
d.
Banyak Bertanya
Masa awal kanak –
kanak sangat diwarnai dengan aktivitas banyak Tanya. Segala sesuatu yang lama
apalagi yang baru tidak luput dari pertanyaannya. Yang berbahaya aalah jika
kita yang membuatnya berhenti. Tidak hanya berhenti secara lisan, namun juga
benrhenti bertanya dibenaknya. Ini dapat terjadi jika kita memberikan respons
negative, mencela, memarahi, dan menyikapinya dengan kasar.
Menurut Robert J.Sternberg,
seorang anak dapat dikatakan memiliki kreatifitas di kelas manakala mereka senantiasa menunjukkan:
v Merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu, mempertanyakan dan
menantang serta tidak terpaku pada kaidah-kaidah yang ada.
v Memiliki kemampuan berfikir lateral dan mampu membuat hubungan-hubungan
diluar hubungan yang lazim.
v Memiliki tentang sesuatu, dapat membayangkan, melihat berbagai
kemungkinan, bertanya “Apa jika seandainya” (What if?), dan melihat sesuatu
dari sudut pandang yang berbeda.
v Mengeksplorasi berbagai pemikiran dan pilihan, memainkan idenya,
mencobakan berbagai alternatif melalui pendekatan yang segar, memelihara
pemikiran yang terbuka dan memodifikasi pemikiranya untuk memperoleh hasil yang
kreatif.
v Merefleksi kecara kritis atas syang telah dicapai, setiap gagasan,
tindakan dan hasil-hasil. Meninjau ulang kemajuan yang telah dicapai,
mengundang dan memanfaatkan umpan balik, mengkritik secara konstruktif dan
dapat melakukan pengamatan secara cerdik.
C.
Mengembangkan Kreativitas Anak
Untuk menyukseskan program
pengembangan kreativitas ditaman kanak –kanak, dibawah ini akan dipaparkan
beberapa arahan program yang diharapkan cukupmendapat perhatian dari para
pendidik, sebagai berikut :
a.
Kegiatan belajar bersifat
menyenangkan ( Learning is Fun )
Factor emosi merupakan
factor penting dan menentukan efektivitas proses pembelajaran. Proses belajar
yang menyenangkan akan sangat berartibagi anak dan bermanfaat hingga ia dewasa.
Menurut Montessori ( dalam Solehuddin, 2000) masa prasekolah merupakan fase absorbmind yaitu masa menyerap pikiran.
Pada masa ini anak akan mudah menyerap kesan, pengetahuan, keteladanan yang
terjadi dilingkungannya seperti sebuah spon yang menyerap air.
b.
Pembelajaran dalan Bentuk
Kegiatan Bermain
Dunia bermain
adalah dunia bermain. Melalui bermain anak dapat mengenal aturan,
bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerjasama, mengalah,
sportif, dan sikap – sikap positif lainnya.
Dalam garis-garis
besar program kegiatan belajar taman kanak-kanak, bermain juga merupakan
prinsip dalam pengajaran ditaman kanak-kanak, dimana bermain merupakan cara
paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Sebelum bersekolah,
bermain merupakan cara alami anak untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan
dirinya sendiri. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih
mementingkan proses daripada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara
pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak
didik.
c.
Mengaktifkan siswa
Proses belajar mengajar
ditaman kanak-kanak, tidak hanya dilakukan didalam kelas, tetapi juga diluar
kelas. Apa yang sebenarnya dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan
pendekatan belajar seperti ini?jika saja pendekatan yang digunakan masih
bersifat Teacher Center, dimana guru
menjadi pusat pembelajaran, maka hanya ditempatkan sebagai pendengar ceramah
guru, objek, pasif, dan serba disuapi oleh guru mungkin eksplorasi yang akan
dilakukan anak akan sangat terbatas bahkan mungkin tidak akan muncul.
Graves (1989) menyatakan
bahwa Belajar Aktif ( Active Learning ) merupakan proses dimana anak-anak
melakukan ekslplorasi terhadap lingkungan, denan cara mengobservasi,
mendengarkan,mencari tahu, menggerakkan badan, melakukan , menyentuh, membaui,
memegang, dan membuat sesuatu dengan benda-benda yang ada disekitar mereka.
Pendekatan ini ejalan dengan
arahan program pengembangan kreativitas bagi anak taman kanak-kanak, dimana
mereka diberikan keleluasaan untuk mencari dan menemukan sendiri berbagai macam
ilmu pengetahuan, informasi dan mampu menghasilkan suatu produk yang kreatif
dengan mengeksplorasi lingkungan yang ada disekitar mereka.
d.
Memadukan berbagai aspek
pembelajaran dan perkembangan
Aspek-aspek
perkembangan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh, sehingga
pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan ditaman kanak-kanak merupakan
suatu kesatuan, yaitu memadukan semua komponen pembelajaran dan perkembangan
anak.
e.
Pembelajaran dalam bentuk
kegiatan Konkret
Bagi seorang anak, proses
mnegerti dan memahami sesuatu tidak selalu harus melalui proses instruksional
secara langsung. Anak tidak harus duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru,
namun dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek
pembelajaran, dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak jauh lebih bermakna
dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan saja.
Carolyn Edwards dan Kay Springate dalam artikelnya yang berjudul “The Lion comes out of
the stone: Helping young children achieve their creatif potential” memberikan
saran tentang upaya pengembangan kreatifitas anak, sebagai berikut:
Ø Berikan kesempatan dan waktu yang leluasa kepada setiap anak, untuk
mengeksplorasi dan melakukan pekerjaan terbaiknya
Jangan mengintervensi pada saat mereka
justru sedang termotivasi dalam menyelesaikan aktivitas bermain, serta
tugas-tugasnya secara produktif.
Ø Ciptakan lingkungan kelas yang menarik dan mengasyikkan.
Ø Lakukan “Unfinished Work”,
bukan berarti kita melakuan ‘pekerjaan yang tidak dituntaskan’. Melainkan
strategi menarik perhatian anak sehingga anak merasa penasaran dan tergoda
pemikiranya untuk berusaha melengkapinya, atau menciptakan karya baru, pada
saat saat berikutnya berilah pula kesempatan kepada setiap anak untuk melakukan
koreksi diri, tentang perilaku baik-buruk, agar anak berkembang sosial
emosional maupun kognitifnya.
Ø Sediakan dan sajikan secara ‘melimpah’ ragam main yang variatif, berbagai
alat permainan edukatif, dan sumber belajar yang menarik serta bermanfaat bagi
anak.
Ø Ciptakan suasana kelas yang memungkinkan anak merasa nyaman. Jika
melakukan kesalahan, kenalkan mereka pada resiko dan akibatnya. Dorong
keberanian anak untuk mengambil resiko, gunakan kalimat yang memotovasi:
“Coba,....”
“Silahkan,...”
“Pasti bisa,...”
Serta memberikan kebebasan sesuai minat
dan keinginan yang luas kepada anak, untuk memilih ragam main sesuai dengan
karakterikstik dan tujuanya.
Selalu menerapkan “Prinsip berpusat pada
anak”.
Gambar hasil kreatifitas
anak:
D.
Kreativitas di Kehidupan Sehari-hari
Dalam keseharian orangtua
bisa memberi contoh kreatif pada anak. Misalnya, ketika menyusuri perjalanan
pulang sekolah, Anda menemukan seorang pria duduk di sudut jalan berjualan nasi
kotak. Ajak anak melihat kondisi dari perspektif yang berbeda, yaitu cara
menjual makanan di jalanan merupakan salah satu solusi mendapatkan uang.
Kita sering melihat tukang
sampah, mengangkut gerobak yang berat dengan menggunakan prinsip kuda menarik
beban, sehingga beban dapat menjadi lebih ringan. Dengan menggunakan
imajinasinya dan menggunakan prinsip yang ada, tukang sampah tersebut dapat
mencari solusi dalam pekerjaannya.
Atau sekelompok anak yang
memiliki ide untuk menciptakan jenis pena baru. Usaha pertama dilakukan dengan
mengisi sedotan dengan tinta yang ditutup dengan kain pada satu sisi. Usaha ini
tidak berhasil karena diameter sedotan terlalu kecil, lalu mereka mencoba
dengan menggunakan selang yang lebih besar. Kelihatannya lebih baik, tetapi
ternyata tinta cepat habis. Mereka tidak putus asa, akhirnya mereka menemukan
cara dengan menutup kedua ujung selang dengan kain. Mereka menamai pena temuan
baru ini lipstick pen.
Ciri-ciri
|
Hal-hal yang bisa orangtua lakukan
|
Sadar bahwa dirinya kreatif.
|
1.
1. Jangan pernah mengatakan “Saya tidak kreatif”.
2.
2. Bagikan cerita kepada anak anda tentang problem yang anda hadapi dan
bagaimana cara anda mengatasinya.
3.
3. Pada saat anak anda menghadapi masalah, katakan kepadanya “Mama
yakin kita bisa mengatasi persoalan ini, kita hanya perlu berpikir.”
|
Berpikiran terbuka untuk ide-ide baru dan menolak penilaian yang
premature.
|
1.
1. Dengarkan anak anda sebelum membuat komen apapun.
2.
2. Pada saat anak memberi ide, berikan komen yang positif terlebih dulu
sebelum mengkritiknya.
|
Selalu penasaran menemukan solusi yang tepat.
|
1.
Pada saat memikirkan solusi, dorong dan bantulah anak untuk memikirkan
paling tidak 2 alternatif solusi, kemudian tanyakan solusi yang mana yang
lebih disukai. Atau tanyalah, "Kamu punya ide apa lagi ?"
|
Berani mengambil risiko dalam mencoba sesuatu yang baru.
|
1.
1. Pada saat anak ragu-ragu, katakan kepadanya, "Kamu tidak akan
pernah tahu kalau tidak mencoba."
2.
2. Bila anakmencoba sebuah ide tetapi tidak berhasil sesuai harapan,
tanyalah, "Apa yang dapat engkau pelajari dari ini ? Paling tidak kita
telah tahu apa yang seharusnya tidak kita lakukan lain kali."
|
Tidak takut kepada problem yang sulit dan tidak mempunyai jawaban yang
pasti
|
1.
1. Mengerti bahwa problem yang terbuka (open ended) adalah problem yang
tidak memiliki satu jawaban yang benar.
2.
2. Berikan kepada anak setiap hari sebuah problem yang open ended,
misalnya kita hari ini tidak punya air untuk memasak nasi, apa yang harus
kita lakukan?
|
Orisinil, berpikir sesuatu yang baru dan tidak umum.
|
1.
1.Pada saat bermain game, katakan kepada anak "Mari kita
memikirkan permainan yang belum pernah kita lakukan."
2.
2. Pada waktu memikirkan ide untuk projek di sekolah, katakan kepada
anak "Ayo kita pikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan orang lain.
Kita buat sesuatu yang menarik dan lain dari yang lain."
|
Independen yakni percaya akan pemikirannya.
|
1.
1. Hindari steriotype anak anda (misalnya apa yang harus dilakukan oleh
anak laki atau perempuan).
2.
2. Bangunlah rasa percaya diri anak.
|
Mampu memotivasi diri
|
1.
1. Berikan anak berbagai pengalaman yang berbeda untuk membantunya
menemukan apa yang ia sukai dan tidak ia sukai.
2.
2. Mengidentifikasi minat anak dan membantunya mengembangkan minat
tersebut.
|
Berpikir “Bagaimana jika…”, “Bagaimana cara lain untuk … ?”, “Mengapa …
?”
|
1.
1. Bermain “Bagaimana jika ?” dengan anak anda. Bergiliran bertanya
“Bagaimana jika … ?, kemudian bersama-sama berimaginasi dan menggambarkan
situasi dalam pertanyaan “bagaimana jika ?”.
2.
2. Pada malam hari, beritahu anak anda tentang apa yang anda ingin tahu
selama hari ini. Kemudian meminta anak untuk sharing juga tentang apa yang
ingin dia ketahui hari itu.
|
Memiliki rasa humor, mampu tertawa di saat gagal dan tetap semangat
sesudahnya
|
1.
1.Tertawa akan kesalahan kita sendiri dan beritahu anak apa yang kita
pelajari dari kesalahan.
2.
2. Ceritakan tentang cerita-cerita di mana orang membuat kesalahan,
tetapi belajar dari kesalahan tersebut dan akhirnya berhasil sukses.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan, maka dapat disimpulkan:
1)
Kreativitas adalah potensi yang muncul
pada diri dengan cara berfikir agar mampu menyelesaikan persoalan hidupnya.
2)
Memahami kreativitas yakni anak merasa ingin tahu
dan selalu aktif bergerak, ingin tahu dan bertanya kepada guru maupun orang
tua.
3)
Agar kreativitas anak berkembang yakni
menyediakan fasilitas seluas-luasnya dan tersedianya alat raga sesuai dengan
pengembangan aktivitas anak didik.
B.
Saran
Guru dan calon Guru Raudhatul Atthfal harus menguasai pengembangan
kurikulum, dengan kata lain, seorang
guru dituntut harus kreatif dalam merancang kurikulum. Agar
anak didik dapat memiliki percaya diri dan dapat menyongsong masa yang akan
datang.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada penyusunan makalah ini,
kritik dan saran sangat saya terima untuk pembuatan makalah yang lebih
sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Dedi. 2010. Berfikir
Kreatif Inspirasi Ragam Main. Kubik: Semarang
Munandar,Utami. 2004. Pengembangan
Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
M.M.Sutopo, Tjetjep.
2005. Pengembangan Kreativitas Anak-anak. Bandung: Depdiknas.
Rachmawati, Yeni dan
Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Mutiara, Latifa. 2013.
68 games kreatif pembuka dan penutup kelas. Yogyakarta: Langensari
Publishing
http://www.sahabatnestle.co.id