Kamis, 27 November 2014

makalah upaya mengembangkan kreativitas anak

MAKALAH
UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK

Dosen Pengampu :

Dra. Lilik Sriyanti, M.S






Oleh :
1.      Dyah Ayu Prawidya PR           : 116-13-017
2.      Dina Nur Apriani                      : 116-13-031
3.      Shohifatun N                            : 116-13-027
4.      Eka Purnawati                          : 116-13-028
5.      Ulfa Ariyanti                            : 116-13-002
6.      Lufita Sari                                 : 116-13-020

Mata Kuliah:
Psikologi Perkembangan Anak Prasekolah 2


PENDIDIKAN GURU RAUDLATUL ATHFAL (PGRA)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA 2013-2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayahnya untuk kita semua, khususnya untuk pembaca yang budiman dan diberkahi –Nya.
Makalah yang berjudul “Upaya mengembangkan Kreativitas Anak” ini saya susun karena pentingnya peran guru, terutama guru Raudhatul Athfal (Taman Kanak-kanak) agar anak didiknya dapat diajarkan kreatifitas yang amat penting bagi perkembangan belajar anak didik.
Penyusun selanjutnya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untu penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamualaikum wr. Wb



Salatiga, 14 Oktober 2014

Penyusun






DAFTAR ISI
Halaman Judul …….............................................................................     i
Kata Pengantar …………....................................................................     ii
Daftar Isi ………………......................................................................    iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah ..............................................................................       1
C.     Tujuan .......................................................................................... ......      1
BAB II PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kreatifitas..............................................................      2
2.      Memahami Kreatifitas anak ...................................................       2
3.      Mengembangkan kreatifitas anak ..........................................       5
4.      Kreatifitas di kehidupan sehari-hari .......................................       8
          
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan ............................................................................        12
2.      Saran ......................................................................................        12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................        13

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mampu berfikir kreatif, menjadi salah satu tujuan belajar. Kreatifitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan karena dengan kreatifitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif, kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya, tetapi juga meningkatkan kualitas kehidupan Bangsa dan Negara.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan tema makalah, dapat dipaparkan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa arti dari Kreativitas?
2.      Bagaimana memahami Anak Kreatif?
3.      Bagaimana mengembangkan Kreativitas Anak?
4.      Apa saja contoh-contoh Kreativitas Anak?

C.    Tujuan
Adapun tujuan tujuannya yakni sebagai berikut:
·         Mahasiswa dapat memahami arti dari Kreatifitas.
·         Mahasiswa dapat mengembangkan upaya kreatifitas anak .
·         Mahasiswa dapat berfikir kreatif untuk mengembangkan ide agar kreativitas anak  dapat berkembang.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kreatifitas
Kreatifitas adalah potensi yang muncul pada diri dengan cara berfikir agar mampu menyelesaikan persoalan hidupnya. Selain itu, Kreatifitas adalah suatu ide yang muncul pada diri untuk menciptakan karya yang menarik dan beda dari yang lain. Kreakifitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pedidikan. Disekolah dasar terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran. Menurut kelompok kami pengertian kreatifitas adalah bakat / potensi yang akan muncul bila diasah secara terus menerus.

B.     Memahami Kreatifitas Anak
Dengan potensi kreatifitas alami yang dimilikinya,maka anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang syarat dengan ide kreatif. Secara alami rasa ingin tahu dan keinginan untuk mempelajari sesuatu itu telah ada dan dikaruniakan Tuhan. Maka secara natural anak pun memiliki kemampuan untuk mempelajari sesuatu menurut caranya sendiri.
Seorang bayi akan mencoba melirik lalu meaih benda yang menarik baginya. Selanjutnya ia akan memasukkan benda itu kemulutnya. Dengan cara itulah bayi mengenal dan membedakan benda-benda. Jika seorang bayi dikaruniai Tuhan kemampuan untuk mempelajari sesuatu, maka anak dan orang yang lebih besar usianya dapat menggunakan berbagai perangkat yang lebih lengkap untuk mempelajari sesuatu atau menghasilkan sesuatu.
Menumbuhkan sikap dasar kreatif pada anak usia TK yaitu untuk mempertahankan daya kreatif, para pendidik harus memperhatikan sifat natural anak yang sangat menunjang tumbuhnya kreativitas. Sifat-sifat natural yang mendasar inilah yang harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan sehingga sifat kreatif mereka tidak hilang. Dibawah ini merupakan sikap natural anak yang mendasar yang sangat menunjang tumbuhnya kreativitas, sebagai berikut :
a.       Pesona dan Rasa Takjub
Sifat pesona dan rasa takjub terhadap sesuatu, merupakan sifat khas anak-anak. Mereka pada umumnya sangat terpengaruh melihat hal baru yang menakjubkan. Kadang-kadang para orang tua pun tidak mengerti dimana letak kehebatan dan keanehan benda ataupun kejadian yang dikagumi anak-anak. Anak-anak sangat polos dan murni, sehingga mereka dapat melihat dan mengamati dengan detail benda-benda disekitarnya dan merasakan kehebatannya.
Apa yang dapat dilakukan para pendidik untuk membantu mempertahankan kemurnian anak adalah dengan menghargai, mendengarkan dan menerima anak apa adanya. Para pendidik dapat pula terlibat dalam kekaguman anak dan ikut memperkaya berbagai aspek yang luput dan pengamatan anak.
b.      Mengembangkan Imajinasi
Dunia khayal atauimajinasi merupakan dunia yang identik dengan anak. Dengan kekayaan khayalan inilah segala sesuatu menjadi mungkin bagi seoarang anak dan tidak ada yang mustahil. Banyak orang beranggapan bahwa imajinasi itu tidak berguna dan tidak ada manfaatnya bagi kehidupan. Padahal kita ketahui dalam keseharian kita manusia sekarang ini banyakdibantu oleh produk-produk yang dahulunya masih sebuah khayalan.
c.       Rasa Ingin Tahu
Anak-anak sangat antusias dengan benda-benda ataupun makhluk baru yang pertama kali dilihatnya. Ia akan memperhatikan, mengamati cara kerjanya, menatapnya dengan detail dari atas, bawah samping kiri dan kanan, merabanya, mencium dan jika perlu dijilatnya untuk merasakan bagaimana rasanya.
Rasa ingin tahu merupakan sifat dasar kreativitas. Sebelum anak menciptakan karya atau gagasan baru, diawali oleh sikap rasa ingin tahunya terhadap sesuatu, setelah sesuatu itu dieksplorasi secara mendalam barulah ia dapat menciptakan karya yang baru dan berbeda berdasarkan pengayaannya terhadap objek yang diamatinya.
d.      Banyak Bertanya
Masa awal kanak – kanak sangat diwarnai dengan aktivitas banyak Tanya. Segala sesuatu yang lama apalagi yang baru tidak luput dari pertanyaannya. Yang berbahaya aalah jika kita yang membuatnya berhenti. Tidak hanya berhenti secara lisan, namun juga benrhenti bertanya dibenaknya. Ini dapat terjadi jika kita memberikan respons negative, mencela, memarahi, dan menyikapinya dengan kasar.
Menurut Robert J.Sternberg, seorang anak dapat dikatakan memiliki kreatifitas di  kelas manakala mereka senantiasa menunjukkan:
v  Merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu, mempertanyakan dan menantang serta tidak terpaku pada kaidah-kaidah yang ada.
v  Memiliki kemampuan berfikir lateral dan mampu membuat hubungan-hubungan diluar hubungan yang lazim.
v  Memiliki tentang sesuatu, dapat membayangkan, melihat berbagai kemungkinan, bertanya “Apa jika seandainya” (What if?), dan melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
v  Mengeksplorasi berbagai pemikiran dan pilihan, memainkan idenya, mencobakan berbagai alternatif melalui pendekatan yang segar, memelihara pemikiran yang terbuka dan memodifikasi pemikiranya untuk memperoleh hasil yang kreatif.
v  Merefleksi kecara kritis atas syang telah dicapai, setiap gagasan, tindakan dan hasil-hasil. Meninjau ulang kemajuan yang telah dicapai, mengundang dan memanfaatkan umpan balik, mengkritik secara konstruktif dan dapat melakukan pengamatan secara cerdik.
C.    Mengembangkan Kreativitas Anak
            Untuk menyukseskan program pengembangan kreativitas ditaman kanak –kanak, dibawah ini akan dipaparkan beberapa arahan program yang diharapkan cukupmendapat perhatian dari para pendidik, sebagai berikut :
a.       Kegiatan belajar bersifat menyenangkan ( Learning is Fun )
Factor emosi merupakan factor penting dan menentukan efektivitas proses pembelajaran. Proses belajar yang menyenangkan akan sangat berartibagi anak dan bermanfaat hingga ia dewasa. Menurut Montessori ( dalam Solehuddin, 2000) masa prasekolah merupakan fase absorbmind yaitu masa menyerap pikiran. Pada masa ini anak akan mudah menyerap kesan, pengetahuan, keteladanan yang terjadi dilingkungannya seperti sebuah spon yang menyerap air.

b.      Pembelajaran dalan Bentuk Kegiatan Bermain
Dunia bermain adalah dunia bermain. Melalui bermain anak dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerjasama, mengalah, sportif, dan sikap – sikap positif lainnya.
Dalam garis-garis besar program kegiatan belajar taman kanak-kanak, bermain juga merupakan prinsip dalam pengajaran ditaman kanak-kanak, dimana bermain merupakan cara paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Sebelum bersekolah, bermain merupakan cara alami anak untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan dirinya sendiri. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses daripada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik.
c.       Mengaktifkan siswa

Proses belajar mengajar ditaman kanak-kanak, tidak hanya dilakukan didalam kelas, tetapi juga diluar kelas. Apa yang sebenarnya dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan pendekatan belajar seperti ini?jika saja pendekatan yang digunakan masih bersifat Teacher Center, dimana guru menjadi pusat pembelajaran, maka hanya ditempatkan sebagai pendengar ceramah guru, objek, pasif, dan serba disuapi oleh guru mungkin eksplorasi yang akan dilakukan anak akan sangat terbatas bahkan mungkin tidak akan muncul.
Graves (1989) menyatakan bahwa Belajar Aktif ( Active Learning ) merupakan proses dimana anak-anak melakukan ekslplorasi terhadap lingkungan, denan cara mengobservasi, mendengarkan,mencari tahu, menggerakkan badan, melakukan , menyentuh, membaui, memegang, dan membuat sesuatu dengan benda-benda yang ada disekitar mereka.
Pendekatan ini ejalan dengan arahan program pengembangan kreativitas bagi anak taman kanak-kanak, dimana mereka diberikan keleluasaan untuk mencari dan menemukan sendiri berbagai macam ilmu pengetahuan, informasi dan mampu menghasilkan suatu produk yang kreatif dengan mengeksplorasi lingkungan yang ada disekitar mereka.

d.      Memadukan berbagai aspek pembelajaran dan perkembangan
Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh, sehingga pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan ditaman kanak-kanak merupakan suatu kesatuan, yaitu memadukan semua komponen pembelajaran dan perkembangan anak.
e.       Pembelajaran dalam bentuk kegiatan Konkret

Bagi seorang anak, proses mnegerti dan memahami sesuatu tidak selalu harus melalui proses instruksional secara langsung. Anak tidak harus duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru, namun dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek pembelajaran, dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak jauh lebih bermakna dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan saja.
  
            Carolyn Edwards dan Kay Springate dalam artikelnya yang berjudul “The Lion comes out of the stone: Helping young children achieve their creatif potential” memberikan saran tentang upaya pengembangan kreatifitas anak, sebagai berikut:
Ø  Berikan kesempatan dan waktu yang leluasa kepada setiap anak, untuk mengeksplorasi dan melakukan pekerjaan terbaiknya
Jangan mengintervensi pada saat mereka justru sedang termotivasi dalam menyelesaikan aktivitas bermain, serta tugas-tugasnya secara produktif.

Ø  Ciptakan lingkungan kelas yang menarik dan mengasyikkan.
Ø  Lakukan “Unfinished Work”, bukan berarti kita melakuan ‘pekerjaan yang tidak dituntaskan’. Melainkan strategi menarik perhatian anak sehingga anak merasa penasaran dan tergoda pemikiranya untuk berusaha melengkapinya, atau menciptakan karya baru, pada saat saat berikutnya berilah pula kesempatan kepada setiap anak untuk melakukan koreksi diri, tentang perilaku baik-buruk, agar anak berkembang sosial emosional maupun kognitifnya.
Ø  Sediakan dan sajikan secara ‘melimpah’ ragam main yang variatif, berbagai alat permainan edukatif, dan sumber belajar yang menarik serta bermanfaat bagi anak.
Ø  Ciptakan suasana kelas yang memungkinkan anak merasa nyaman. Jika melakukan kesalahan, kenalkan mereka pada resiko dan akibatnya. Dorong keberanian anak untuk mengambil resiko, gunakan kalimat yang memotovasi:

“Coba,....”
“Silahkan,...”
“Pasti bisa,...”

Serta memberikan kebebasan sesuai minat dan keinginan yang luas kepada anak, untuk memilih ragam main sesuai dengan karakterikstik dan tujuanya.

Selalu menerapkan “Prinsip berpusat pada anak”.

Gambar hasil kreatifitas anak:

http://hasilkaryakami.files.wordpress.com/2012/02/dsc01924.jpg


D.    Kreativitas di Kehidupan Sehari-hari
Dalam keseharian orangtua bisa memberi contoh kreatif pada anak. Misalnya, ketika menyusuri perjalanan pulang sekolah, Anda menemukan seorang pria duduk di sudut jalan berjualan nasi kotak. Ajak anak melihat kondisi dari perspektif yang berbeda, yaitu cara menjual makanan di jalanan merupakan salah satu solusi mendapatkan uang.
Kita sering melihat tukang sampah, mengangkut gerobak yang berat dengan menggunakan prinsip kuda menarik beban, sehingga beban dapat menjadi lebih ringan. Dengan menggunakan imajinasinya dan menggunakan prinsip yang ada, tukang sampah tersebut dapat mencari solusi dalam pekerjaannya.
Atau sekelompok anak yang memiliki ide untuk menciptakan jenis pena baru. Usaha pertama dilakukan dengan mengisi sedotan dengan tinta yang ditutup dengan kain pada satu sisi. Usaha ini tidak berhasil karena diameter sedotan terlalu kecil, lalu mereka mencoba dengan menggunakan selang yang lebih besar. Kelihatannya lebih baik, tetapi ternyata tinta cepat habis. Mereka tidak putus asa, akhirnya mereka menemukan cara dengan menutup kedua ujung selang dengan kain. Mereka menamai pena temuan baru ini lipstick pen.
Ciri-ciri
Hal-hal yang bisa orangtua lakukan
Sadar bahwa dirinya kreatif.
1.      1. Jangan pernah mengatakan “Saya tidak kreatif”.
2.      2. Bagikan cerita kepada anak anda tentang problem yang anda hadapi dan bagaimana cara anda mengatasinya.
3.      3. Pada saat anak anda menghadapi masalah, katakan kepadanya “Mama yakin kita bisa mengatasi persoalan ini, kita hanya perlu berpikir.”
Berpikiran terbuka untuk ide-ide baru dan menolak penilaian yang premature.
1.      1. Dengarkan anak anda sebelum membuat komen apapun.
2.      2. Pada saat anak memberi ide, berikan komen yang positif terlebih dulu sebelum mengkritiknya.
Selalu penasaran menemukan solusi yang tepat.
1.      Pada saat memikirkan solusi, dorong dan bantulah anak untuk memikirkan paling tidak 2 alternatif solusi, kemudian tanyakan solusi yang mana yang lebih disukai. Atau tanyalah, "Kamu punya ide apa lagi ?"
Berani mengambil risiko dalam mencoba sesuatu yang baru.
1.      1. Pada saat anak ragu-ragu, katakan kepadanya, "Kamu tidak akan pernah tahu kalau tidak mencoba."
2.      2. Bila anakmencoba sebuah ide tetapi tidak berhasil sesuai harapan, tanyalah, "Apa yang dapat engkau pelajari dari ini ? Paling tidak kita telah tahu apa yang seharusnya tidak kita lakukan lain kali."
Tidak takut kepada problem yang sulit dan tidak mempunyai jawaban yang pasti
1.      1. Mengerti bahwa problem yang terbuka (open ended) adalah problem yang tidak memiliki satu jawaban yang benar.
2.      2. Berikan kepada anak setiap hari sebuah problem yang open ended, misalnya kita hari ini tidak punya air untuk memasak nasi, apa yang harus kita lakukan?
Orisinil, berpikir sesuatu yang baru dan tidak umum.
1.      1.Pada saat bermain game, katakan kepada anak "Mari kita memikirkan permainan yang belum pernah kita lakukan."
2.      2. Pada waktu memikirkan ide untuk projek di sekolah, katakan kepada anak "Ayo kita pikirkan sesuatu yang belum pernah dipikirkan orang lain. Kita buat sesuatu yang menarik dan lain dari yang lain."
Independen yakni percaya akan pemikirannya.
1.      1. Hindari steriotype anak anda (misalnya apa yang harus dilakukan oleh anak laki atau perempuan).
2.      2. Bangunlah rasa percaya diri anak.
Mampu memotivasi diri
1.      1. Berikan anak berbagai pengalaman yang berbeda untuk membantunya menemukan apa yang ia sukai dan tidak ia sukai.
2.      2. Mengidentifikasi minat anak dan membantunya mengembangkan minat tersebut.
Berpikir “Bagaimana jika…”, “Bagaimana cara lain untuk … ?”, “Mengapa … ?”
1.      1. Bermain “Bagaimana jika ?” dengan anak anda. Bergiliran bertanya “Bagaimana jika … ?, kemudian bersama-sama berimaginasi dan menggambarkan situasi dalam pertanyaan “bagaimana jika ?”.
2.      2. Pada malam hari, beritahu anak anda tentang apa yang anda ingin tahu selama hari ini. Kemudian meminta anak untuk sharing juga tentang apa yang ingin dia ketahui hari itu.
Memiliki rasa humor, mampu tertawa di saat gagal dan tetap semangat sesudahnya
1.      1.Tertawa akan kesalahan kita sendiri dan beritahu anak apa yang kita pelajari dari kesalahan.
2.      2. Ceritakan tentang cerita-cerita di mana orang membuat kesalahan, tetapi belajar dari kesalahan tersebut dan akhirnya berhasil sukses.







BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan, maka dapat disimpulkan:
1)      Kreativitas adalah potensi yang muncul pada diri dengan cara berfikir agar mampu menyelesaikan persoalan hidupnya.
2)      Memahami kreativitas yakni anak merasa ingin tahu dan selalu aktif bergerak, ingin tahu dan bertanya kepada guru maupun orang tua.
3)      Agar kreativitas anak berkembang yakni menyediakan fasilitas seluas-luasnya dan tersedianya alat raga sesuai dengan pengembangan aktivitas anak didik.

B.        Saran
Guru dan calon Guru Raudhatul Atthfal harus menguasai pengembangan kurikulum,   dengan kata lain, seorang guru dituntut harus kreatif dalam merancang kurikulum. Agar anak didik dapat memiliki percaya diri dan dapat menyongsong masa yang akan datang.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada penyusunan makalah ini, kritik dan saran sangat saya terima untuk pembuatan makalah yang lebih sistematis.





DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Dedi. 2010.  Berfikir Kreatif Inspirasi Ragam Main. Kubik: Semarang
Munandar,Utami. 2004. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
M.M.Sutopo, Tjetjep. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak-anak. Bandung: Depdiknas.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Mutiara, Latifa. 2013. 68 games kreatif pembuka dan penutup kelas. Yogyakarta: Langensari Publishing
http://www.sahabatnestle.co.id